Mi Note 2 Punya RAM 6 GB?

Xiaomi dikabarkan bakal meluncurkan flagship teranyar, Mi Note 2, pada September mendatang. Beberapa bocoran spesifikasinya telah menyeruak di ranah maya.

Mi Note 2 dikatakan bakal jadi smartphone Xiaomi pertama yang memiliki RAM 6 GB, sebagaimana dilaporkan PhoneArena dan dihimpun KompasTekno, Senin (29/8/2016).

Phone Arena
Bocoran foto Xiaomi Mi Note 2

Hal itu semakin terkonfirmasi melalui sebuah screenshot yang beredar. Selain kapasitas RAM, terkuak pula “jeroan” Mi Note 2 yang tak lain adalah Snapdragon 820.

Sebelumnya, bocoran menyebut Mi Note 2 bakal dibekali Snapdragon 821, chipset bikinan Qualcomm yang lebih baru. Belum jelas mana yang nantinya bakal diterima pengguna.
PhoneArena
Screenshot bocoran spesifikasi Mi Note 2.
Untuk sistem operasi, Mi Note 2 disebut-sebut sudah berjalan pada Android Nougat 7.0 termutakhir dengan antarmuka MIUI 8.6.8.26.

Kapasitas penyimpanan internalnya 64 GB, di mana 52,2GB bebas digunakan untuk unduh aplikasi atau membidik foto dan video. Sisanya digunakan untuk menjalankan bloatware.

Ponsel ini dikabarkan akan muncul dengan layar berukuran 5,5 inci melengkung layaknya lini Galaxy Edge Samsung. Berdasarkan bocorannya, tampaknya flagship Xiaomi ini diproyeksikan untuk bersaing dengan Galaxy Note 7 keluaran Samsung.

Benar atau tidaknya berbagai bocoran bakal diketahui dalam waktu dekat. Mi Note 2 digadang-gadang akan meluncur bertepatan dengan ajang IFA 2016 di Berlin, Jerman, pekan depan.

Hari Ini, Menkominfo Bahas Interkoneksi dengan Semua Operator

Hari, Senin (29/8/2016) Kementerian Kominunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memanggil Telkom, Telkomsel, XL Axiata (XL), Indosat Ooredoo (Indosat), Smarfren dan Hutchison Three Indonesia (Tri).

Pertemuan tersebut membahas perihal tarif interkoneksi baru yang rencananya akan diberlakukan pada 1 September 2016 mendatang. Namun, pertemuan digelar tertutup, di lantai 7 Gedung Kemenkominfo, Jakarta Pusat.

Di dalam pertemuan itu hadir Menkominfo Rudiantara, Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga dan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Bidang Hukum, I Ketut Prihadi Kresna.

“(Pertemuan pertama) tadi cuma sebentar saja kok. Lebih kurang 15 menit lah. Masih medengarkan apa maunya Telkom dan Telkomsel, belum ada keputusan apa-apa dari pertemuan itu,” terang Ketut saat ditemui KompasTekno usai pertemuan.

Pertemuan tersebut berjalan dalam dua sesi. Pertama adalah diskusi dengan Telkom dan Telkomsel. Sedangkan kedua, adalah diskusi dengan XL, Indosat, Smartfren, serta Tri.

“Tadi Telkom dan Telkomsel menyatakan maunya bagaimana, lalu kami seperti apa. Persis sama dengan yang dipaparkan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kemarin. Ya seperti itu saja. Nanti siang kan masih ada pembahasan lagi dengan operator lain,” imbuhnya.

Sementara itu, Alex dan Ririek, saat ditemui dalam kesempatan yang sama, enggan berbicara banyak. Keduanya meminta agar menunggu pernyataan dari Menkominfo saja.

“Tadi tidak bicara apa-apa. Nanti saja, tunggu dari Pak Menteri,” ujar Ririek singkat.

Untuk diketahui, interkoneksi adalah biaya yang mesti dikeluarkan operator saat pengguna layanan komunikasinya menghubungi operator lain, baik berupa panggilan atau pesan singkat.

Sebelumnya, Kemenkominfo mengeluarkan keputusan terkait perhitungan penurunan tarif interkoneksi. Penurunan tarif interkoneksi rata-rata 26 persen untuk 18 skema panggilan dan akan berlaku pada 1 September 2016.

Baca: Kemenkominfo Tetapkan Tarif Interkoneksi Baru

Salah satu operator yang keberatan terhadap penurunan tarif interkoneksi tersebut adalah Telkomsel. Mereka berharap perhitungan mengenai penurunan tarif interkoneksi itu dilakukan dengan lebih adil.

Tarif interkoneksi ini pun kemudian menjadi pembahasan dalam Rapat Dengar Pendapat antara Menkominfo dengan Komisi 1 DPR. Topik yang dibicarakan antara lain soal surat edaran mengenai perhitungan penurunan tarif, risiko kerugian negara jika interkoneksi turun, dan besaran manfaat penurunan tarif itu terhadap industri serta masyarakat.

Asosiasi Sambut Baik Tiga Skema Baru TKDN

Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) mengatakan telah menerima pemberitahuan terkait skema Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang baru.

Wakil Ketua AIPTI, Lee Kang Hyun, saat bincang dengan KompasTekno Minggu (28/8/2016) mengatakan bahwa aturan yang baru sudah cukup adil dan memiliki konsep yang jelas, sesuai progress investasi.

Lee juga mengungkapkan bahwa dia telah membicarakan aturan baru tersebut dengan Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elekronika (Ilmate), Kementrian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan

“Saya sudah bertemu dengan Pak Putu dan bicara mengenai peraturan TKDN baru. Beliau cukup jelaskan skema-skema dalam tiga jalur, termasuk investasi,” terangnya.

Yoga Hastyadi Widiartanto/Kompas.com
(kanan, berbaju batik) Wakil Ketua Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia Lee Kang Hyun saat menghadiri Indonesia LTE Conference 2016 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (18/5/2016)
“Itu cukup membantu perkembangan industri telekomunikasi Indonesia dan memberikan kesempatan baik kepada para investor. Skemanya juga cukup adil dan jelas,” imbuhnya.

Aturan TKDN yang dimaksud Lee adalah Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65 tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet.

Lee menambahkan, TKDN bisa membantu industri karena memberikan kejelasan. Pasalnya sejak pencanangan TKDN pada 2015 lalu, pemerintah hanya menetapkan syarat kandungan 30 persen yang berlaku pada 1 Januari 2017.

Sedangkan tata cara pemenuhan persentase tersebut malah berubah-ubah dan penuh perdebatan.

“Peraturannya lebih jelas. Jadi kalau semua brand mau usaha di Indonesia, mereka tinggal mengikuti cara hitung TKDN. Kalau berat software, mereka bisa memilih hardware. Biar seimbang,” ujarnya.

Selain itu, dia juga menilai bahwa pilihan ketiga, yaitu pemenuhan TKDN melalui komitmen dan realisasi investasi dengan nilai tertentu, bakal berdampak positif bagi Indonesia.

“(TKDN berdasar investasi) itu positif. Supaya mendorong (vendor) segera mendapatkan TKDN selama setahun,” imbuh Lee.
“Sekarang tinggal bagaimana mengurangi black market. Katanya itu pun sedang dibahas metode blokir melalui IMEI,” pungkasnya.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memang belum mengumumkan skema Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ponsel 4G yang baru. Namun dalam salinan yang diterima KompasTekno, peraturan mengenai penghitungan tersebut telah ditandatangani oleh Menperin terdahulu, Saleh Husin.

Yoga Hastyadi Widiartanto/Kompas.com
Sampul depan salinan Permenperin No 65 Tahun 2016
Rincian Skema TKDN

Untuk diketahui, Peraturan Menteri No 65 tahun 2016 memang belum diumumkan oleh Kemenperin. Namun KompasTekno, dari sumber dalam industri, telah mendapatkan salinan yang sudah disahkan oleh tanda tangan Menperin terdahulu, Saleh Husin. Sedangkan saat ini jabatan Kemenperin diisi oleh Airlangga Hartanto.

Dalam salinan yang diterima KompasTekno antara lain disebutkan bahwa TKDN 30 persen bisa dipenuhi dengan melakukan investasi yang dominan di hardware, dominan di software, atau rencana investasi lain dengan nilai dan realisasi tertentu.

Lebih detilnya ketiga syarat TKDN itu, pertama, sesuai dengan Pasal 4 yang merinci bahwa vendor mesti memenuhi:
aspek manufaktur = 70 persen
aspek riset dan pengembangan = 20 persen
aspek aplikasi = 10 persen
Aspek aplikasi tersebut, kemudian dirinci lagi dengan syarat pemenuhan sebagai berikut:

Nilai TKDN untuk riset dan pengembangan minimal 8 persen
Aplikasi preload ke ponsel, komputer genggam, atau komputer tablet
Minimal pre load 2 aplikasi atau 4 games lokal
Minimal jumlah pengguna aktif aplikasi lokal 250.000 orang
Injeksi software di dalam negeri
Server di dalam negeri
Memiliki toko aplikasi online lokal
Sedangkan pemenuhan TKDN jalur kedua atau untuk produk tertentu, dimuat dalam Pasal 23 ayat (1), yaitu:

aspek manufaktur = 10 persen
aspek riset dan pengembangan = 20 persen
aspek aplikasi = 70 persen
Aspek aplikasi pada Pasal 23 ayat (1) ini dirinci lagi dengan syarat pemenuhan sebagai berikut:

Nilai TKDN untuk aspek riset dan pengembangan minimal 8 persen
Aplikasi pre load ke ponsel, komputer genggam, dan komputer tablet
Minimal pre load 7 aplikasi atau 14 game lokal
Minimal aplikasi lokal memiliki pengguna aktif 1.000.000 orang
Injeksi software dilakukan di dalam negeri
Server di dalam negeri
Memiliki toko aplikasi online lokal
Harga Cost, Insurance, and Freight (ClF) minimal senilai Rp 6 juta
Sedangkan dalam Pasal 25, dimuat penjelasan mengenai pemenuhan TKDN melalui komitmen dan realisasi investasi.

Syaratnya, perhitungan TKDN berbasis nilai investasi ini hanya berlaku untuk investasi baru, dilaksanakan berdasarkan proposal investasi yang diajukan pemohon dan mendapatkan nilai TKDN sesuai total nilai investasi.

Investasi tersebut pun harus diwujudkan dalam jangka waktu paling lama tiga tahun. Tata caranya, pada tahun pertama vendor mesti merealisasikan 40 persen dari total investasi yang disepakati. Sedangkan sisanya dipenuhi pada tahun-tahun berikutnya.

Baca: Eksklusif: Ini Bocoran Isi Aturan TKDN Ponsel 4G

Vendor mesti menyertakan detil mengenai investasi yang dilakukan tiap tahun, juga mencantumkan tipe produk yang bakal memakai skema penghitungan TKDN berdasarkan nilai investasi.

Rincian nilai investasi yang dimaksud adalah :

Investasi total mulai dari Rp 250 miliar sampai Rp 400 miliar = TKDN 20 persen
Investasi total di atas Rp 400 miliar sampai Rp 550 miliar = TKDN 25 persen
Investasi total di atas Rp 550 miliar sampai Rp 700 miliar = TKDN 30 persen
Investasi total lebih dari Rp 1 triliun = TKDN 40 persen

Samsung Rilis Galaxy On7 di Indonesia, Harganya?

Samsung tengah bersiap menjual smartphone premium, Galaxy Note 7 di Indonesia. Namun sebelumnya, vendor ponsel Korea Selatan itu masih sempat merilis smartphone Android kelas menengah, Galaxy On7 di Tanah Air.

Meski masuk ke kelas menengah, Galaxy On7 dibekali dengan desain fisik yang tergolong mewah. Casing belakang dilengkapi dengan material bertekstur kulit dan rangka ponselnya berbahan logam.

Galaxy On7 dibekali dengan layar TFT berbentang 5,5 inci dengan dukungan resolusi 1.280 x 720 piksel.

Spesifikasi lainnya, sebagaimana KompasTekno rangkum dari situs resmi Samsung, Senin (29/8/2016), meliputi CPU quad-core dengan kecepatan 1,2 GHz, RAM 1,5 GB, dan media penyimpanan internal 8 GB yang bisa ditingkatkan menggunakan kartu microSD hingga 128 GB.

Kapasitas penyimpanan yang tersedia, setelah dipotong untuk alokasi sistem operasi dan aplikasi bawaan (bloatware), adalah sebesar 4,4 GB.

Untuk menjepret gambar, Galaxy On7 memiliki kamera CMOS 13 megapiksel di bagian belakangnya. Sedangkan, untuk keperluan selfie, tersedia kamera 5 megapiksel di bagian depan.

Galaxy On7 sudah dilengkapi dengan dukungan jaringan 4G LTE. Belum diketahui versi Android yang dijalankan, rumor yang beredar adalah versi Android 5.1 Lollipop.

Perangkat itu sudah resmi dijual melalui situs belanja online Lazada mulai hari ini, Senin (29/8/2016). Galaxy On7 dipasarkan dengan harga Rp 2,7 juta di Tanah Air.

Rata-rata Perusahaan Asia Tidak Sadar Telah Diretas

Banyak organisasi di Asia tidak terlindungi dengan baik dari serangan cyber, berdasarkan laporan sebuah perusahaan keamanan di Amerika Serikat.

Investigasi yang berlangsung selama satu tahun oleh Mandiant menunjukkan, rata-rata selang waktu antara pembobolan sampai ketahuan adalah 520 hari – tiga kali lebih lama dibandingkan jangka waktu rata-rata secara global.

Asia juga 80 persen lebih mungkin menjadi target para peretas dibanding wilayah lain di dunia, kata laporan itu.

Disebutkan, rata-rata 3,7 Gigabyte data dicuri dalam setiap serangan. Data yang dicuri dapat berupa puluhan ribu dokumen.

Meski demikian, sebagian besar insiden tidak dibuka ke publik karena kawasan Asia tidak memiliki hukum tentang pengungkapan dokumen.

Grady Summers, chief technology officer perusahaan induk Mandiant, FireEye, menyebut temuan itu ‘sangat mengkhawatirkan.’

“Kami tahu respons terhadap insiden cyber di Asia seringkali tertinggal dari kawasan lain, namun sebelumnya kami tidak tahu bahwa separah ini,” kata pria itu kepada BBC.

BBC
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menemukan serangan cyber pada 2015, dalam satuan hari. Worldwide = seluruh dunia; EMEA = Eropa, Timur Tengah, Afrika; APAC = Asia Pasifik.
Sebagai bagian dari penelitian, Mandiant meretas jaringan salah satu organisasi dengan izin untuk mencari tahu seberapa rentan jaringan tersebut.

“Dalam tiga hari kami sudah mendapatkan semua informasi penting,” kata Summers.

“Jika satu kelompok peretas dapat melakukan hal yang sama dalam tiga hari, bayangkan apa yang dapat mereka lakukan dalam 520 hari.”

Ancaman nasional

Mandiant telah menerbitkan laporan tentang keamanan global selama enam tahun belakangan ini, tetapi ini pertama kalinya mereka fokus di Asia.

Penelitian itu termasuk uji kerawanan pada sekitar 22.000 komputer di berbagai sektor.

Mandiant memperingatkan, pembobolan yang tidak ditemukan atau tidak dilaporkan dalam waktu lama dapat melemahkan daya saing ekonomi atau keamanan suatu negara.

Peretas dapat mengambil alih infrastruktur kunci seperti pembangkit listrik, yang pernah terjadi di Ukraina, dan bahkan sistem transportasi di kota yang disebut “kota pintar”.

Pada tingkat konsumen, informasi pribadi dapat digunakan untuk penipuan. Laporan sebelumnya dari perusahaan keamanan Symantec mengungkap, lebih dari 500 identitas digital dicuri atau diungkap pada tahun lalu.

Serangan disponsori negara

Mandiant memperkirakan bahwa sebagian besar serangan cyber di Asia dilindungi pemerintah, dan menyasar wilayah dengan tekanan geopolitik yang semakin meningkat, misalnya Laut China Selatan.

Pemerintah, institusi finansial, energi, riset edukasi, jaminan kesehatan, kedirgantaraan, dan keamanan telah ‘sejak lama menjadi sasaran favorit’ para peretas yang bermaksud menghancurkan atau menggunakan data curian untuk pemerasan, katanya.

Terdapat penurunan jumlah serangan di AS dan Eropa barat dari peretas China, Summers menambahkan, karena China tampaknya memusatkan kembali upayanya pada wilayah di Asia.

Bahas Interkoneksi dengan Menkominfo, Ini Kata Operator

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara bertemu dengan seluruh operator seluler, hari ini, Senin (29/8/2016). Pertemuan itu salah satu agendanya adalah membahas mengenai penghitungan tarif interkoneksi.

“Tadi ketemu dengan semua operator, cuma mendengarkan saja apa pendapat mereka tentang interkoneksi. Kurang lebih sama lah dengan yang kemarin di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),” ujar Rudiantara saat ditemui KompasTekno di kantornya usai pertemuan tersebut.

“Kalau pertemuan (dengan Telkomsel dan Telkom) itu beda. Tapi tadi semua kumpul lagi, kami mendengarkan pendapat mereka soal interkoneksi,” pungkasnya.

Selain Menkominfo Rudiantara, pertemuan dihadiri anggota BRTI bidang hukum I Ketut Prihadi Kresna; Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah; dan Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga. Ada pula CEO XL, Dian Siswarini; Director Goverment Relation Hutchison Tri Indonesia, Dicky Chandra Aden; serta Direktur Utama Smartfren, Merza Fachys.

Dian mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, pemerintah berupaya mendengarkan masukan-masukan dari para operator telekomunikasi.

“Cuma ngobrol, apa inputnya dari macam-macam operator. Keputusan nanti tergantung pemerintah lah,” ujarnya.

“(Minta) kepastiannya saja. Kalau tidak ada kepastian kan tidak enak. (Soal pro kontra) itu kan posisi masing-masing. Pemerintah kan memang tugasnya memutuskan, meski tidak bisa memuaskan segala pihak,” imbuhnya.

Sebelumnya pada pagi harinya, pertemuan dengan Telkomsel juga disebut tidak menghasilkan keputusan apa pun. Ketut hanya mengatakan bahwa pertemuan pertama hanya mendengarkan pendapat dari Telkomsel dan Telkom saja.

“(Pertemuan pertama) tadi cuma sebentar saja kok. Lebih kurang 15 menit lah. Masih medengarkan apa maunya Telkom dan Telkomsel, belum ada keputusan apa-apa dari pertemuan itu,” terang Ketut saat dtemui sebelum dimulainya pertemuan kedua.

Edaran penghitungan penurunan tarif

Sebelumnya, Kemenkominfo mengeluarkan keputusan terkait penghitungan penurunan tarif interkoneksi. Penurunan tarif interkoneksi rata-rata 26 persen untuk 18 skema panggilan dan akan berlaku pada 1 September 2016.

Salah satu operator yang keberatan terhadap penurunan tarif interkoneksi tersebut adalah Telkomsel. Mereka berharap perhitungan mengenai penurunan tarif interkoneksi itu dilakukan dengan lebih adil.

Tarif interkoneksi ini juga menjadi pembahasan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Menkominfo dengan Komisi 1 DPR. Topik yang dibicarakan antara lain soal surat edaran mengenai perhitungan penurunan tarif, risiko kerugian negara jika interkoneksi turun, dan besaran manfaat penurunan tarif itu terhadap industri serta masyarakat.

Main Solitaire dan Tic-Tac-Toe Langsung di Mesin Pencarian Google

Anda kini bisa bermain game klasik Solitaire atau Tic-Tac-Toe langsung di laman pencarian Google. Cukup telusuri salah satu dari dua kata kunci permainan tersebut, Google akan menghadirkan arena permainan sebagai hasilnya.

Anda tak perlu lagi membuka aplikasi Solitaire atau Tic-Tac-Toe secara terpisah, sebagaimana dilaporkan The Verge dan dihimpun KompasTekno, Senin (29/8/2016).

Kapan dan di mana saja merasa jenuh, Anda bisa bermain melalui Google di peramban mobile atau PC. Ini juga bisa dijadikan “pelarian sementara” ketika Anda sedang sibuk meriset data tertentu lewat mesin pencari Google.

Cara untuk memulai permainan sangat mudah. Anda hanya perlu mengetik kata “Solitaire” atau “Tic Tac Toe” dalam kotak pencarian, arena permainan bakal langsung terbuka.

Khusus untuk Solitaire, arena permainan baru akan muncul ketika pengguna mencari di Google.com atau mengubah hasil penelusuran ke bahasa Inggris. Hal tersebut berlaku di PC maupun mobile.

Solitaire dan Tic-Tac-Toe di mesin pencari Google mengizinkan Anda untuk memilih tingkat kesulitan permainan. Khusus untuk Tic-Tac-Toe, Anda bisa melawan pemain lainnya yang berdekatan dengan Anda. Hanya saja, permainan multiplayer bisa dilakukan dalam satu layar saja.

Google mengatakan permainan Solitaire adalah salah satu yang paling banyak dicari pada kolom penelusuran. Tak kurang dari 2,7 juta pencarian soal game kartu itu dilayani Google tiap bulannya.

Tic-Tac-Toe pun tak kalah. Sekitar 165.000 pencarian soal game silang dan bulat itu diakomodir oleh Google setiap bulan.

Ini bukan kali pertama Google meluncurkan game pada laman penelusuran. Sebelumnya, Google juga pernah menggelar game Pacman pada 2010 dan game rubik pada 2014.

Google juga beberapa saat lalu melengkapi mesin pencarinya dengan kemampuan mengeluarkan audio binatang. Cukup tulis “what does a cat (atau jenis binatang lainnya) sound like”, Google akan mendengarkan ke pengguna suara itu.

ComScore Resmi Jadi Pengukur Pengunjung Situs di Indonesia

Setelah melalui proses seleksi selama beberapa bulan, lima asosiasi yang didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mendaulat perusahaan riset pasar comScore sebagai penyedia data standar untuk pengukuran audiensi online di Indonesia.

Kelima asosiasi tersebut adalah Asia Pacific Advertising Media (AAPAM), Asosiasi Perusahaan Pengiklan Indonesia (APPINA), Indonesian Digital Association (IDA), Indonesian e-Commerce Association (idEA), dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I). Mereka tergabung dalam Indonesian Digital Measurement Consortium.

Sebagai penyedia standar pengukuran, comScore diharapkan bisa menyelaraskan sumber data yang dipakai oleh para publisher digital di Indonesia tentang audiensi online mereka.

“Inisiatif ini adalah yang pertama di kawasan Asia Pasifik, para asosiasi iklan digital bersatu mendirikan konsorsium untuk standar pengukuran bersama,” ujar ketua konsorsium, Jerry Justianto, saat berbicara dalam konferensi pers kelima asosiasi di Jakarta, Senin (29/8/2016).

Butuh standar pengukuran

Senior Vice President comScore Asia Pasifik, Joe Nguyen, menuturkan selama ini industri iklan digital di Indonesia tidak memiliki pengukuran audiensi yang terstandarisasi. Beda halnya dengan televisi dan media cetak.

Seiring dengan meningkatnya penetrasi internet dan perubahan perilaku konsumen yang semakin condong mengonsumsi media online, dia menekankan perlunya standar pengukuran yang dipakai oleh semua pelaku dalam industri.

“TV dan media cetak masing-masing memiliki standar, tapi di digital (sebelum ini) ada terlalu banyak tolok ukur yang dipakai sehingga membingungkan,” kata Nguyen. “Di sinilah letak peranan kami, sebagai penyedia data audensi online publisher yang independen dan standar untuk semuanya.”

Menurut Nguyen, comScore mengumpulkan data audiensi online dari basis panel sebesar 30.000 untuk PC dan 5.000 untuk mobile yang tersebar di seluruh Indonesia. Jenis data yang dikumpulkan beraneka ragam, mencakup demografi audiensi seperti usia, domisili, dan lain-lain.

Kepala Bekraf Triawan Munaf menyambut baik penunjukan comScore sebagai penyedia standar data audiensi online oleh kelima asosiasi yang tergabung dalam Indonesian Digital Measurement Consortium.

“Industri periklanan digital yang sarat akan kreativitas perlu memiliki standar acuan yang jelas untuk dapat berkembang secara optimal,” ujar Triawan.

Dapat Pendanaan Rp 975 Miliar, Palapa Ring Tengah Mulai Digarap November 2016

Proyek Palapa Ring Paket Tengah telah resmi mendapatkan pendanaan sebesar Rp 975 miliar. Pembiayaan tersebut diberikan setelah sejumlah perusahaan BUMN menandatangi kesepakatan bersama hari ini, Senin (29/8/2016).

Rencananya, Palapa Ring Paket Tengah akan mulai dikerjakan pada November 2016 mendatang.

“Harusnya tiga bulan (November) lagi sudah bisa jalan. Sekarang baru tahap menentukan spesifikasi,” terang Direktur Utama PT Len Telekomunkasi Indonesia (LTI), Raden Wahyu Pantja Gelora saat ditemui KompasTekno seusai acara penandatanganan.

“September sudah bisa ditentukan vendor-nya. Untuk vendor sudah mengerucut jadi 2, dari Asia dan Eropa,” imbuhnya.

Baca: Proyek Palapa Ring Paket Tengah Dapat Pinjaman Pembiayaan Rp 975 Miliar

LTI merupkan perusahaan yang memimpin konsorsium Pandawa Lima, pemenang tender Palapa Ring Paket Tengah. Komposisi konsorsium tersebut adalah LTI (51 persen), PT Teknologi Riset Global Investama (34 persen), PT Sufia Technologies (5 persen), PT Bina Nusantara Perkasa (5 persen), dan PT Multi Kontrol Nusantara (5 persen).

Target selesai 2018

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan harapannya untuk menyelesaikan seluruh proyek Palapa Ring pada 2018.

“Kalau ada yang mulai (beroperasi) 2018 ya silakan. Kalau ada yang baru mulai 2019 pun tidak apa-apa, karena kan sesuai kontrak,” ujarnya.

Proyek Palapa Ring Paket Tengah akan menggelar kabel serat optik sepanjang 2.700 kilometer. Wilayah yang dijangkau antara lain Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud).

LTI baru saja menandatangani perjanjian kerja sama pembiayaan proyek tersebut. Pembiayaan diberikan oleh sindikasi tiga perusahaan pelat merah, yaitu PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI), serta PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Dalam sindikasi ini, IIF bertindak sebagai mandated lead arranger, sedangkan BNI sebagai joint mandated lead arranger. Sedangkan dana pinjaman yang dikucurkan total mencapai Rp 975 miliar.